Belajar Semangat Dari Tunanetra Untuk Belajar Teknologi

0
99

Bagi anda yang kurang semangat untuk mengetahui teknologi masa kini, Anda bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh kawan-kawan dari komunitas IT Center for The Blinds (ITCFB) dalam belajar teknologi. Meski dalam keterbatasan, mereka masih semangat untuk belajar dan belajar. Komunitas tunanetra ini belajar mengenai teknologi seperti gadget.

Para penyandang tunanetra ini tak kalah awasnya dengan mereka yang memiliki penglihatan sempurna dalam mengakses teknologi informasi. Mereka belajar bagaimana memanfaatkan teknologi informasi semaksimal mungkin dalam kehidupan mereka. Caranya dengan teknik ‘mendengarkan gadget bicara’.

mereka bisa memanfaatkan fasilitas voice over pada gadget untuk membantu mereka mengoperasikan gadget. Mereka mengandalkan pendengaran dan ketukan jari sebagai navigasi saat menggunakan telepon pintar atau smartphone. Pertama dengarkan instruksinya, lalu ketikan jari di layar, putar sedikit, dan nantinya laman yang diinginkan akan keluar.

Salah satu aplikasi yang memudahkan para tunanetra ini mengenali sekitarnya adalah lookaround. Lookaround merupakan aplikasi berupa peta yang dapat menyebutkan tidak hanya nama jalan, tetapi juga nomor rumah. Ada juga aplikasi tapapsee yang memungkinkan tunanetra mengenali sebuah benda yang terekam dalam sebuah foto. Nantinya aplikasi tersebut akan memberikan informasi dengan mengatakan gambar itu seperti apa. Contohnya ada foto seorang perempuan duduk di kursi, maka aplikasi tersebut akan menyebutkan a woman is sitting on the chair.

ITCFB berdiri sejak 2012, komunitas ini fokus pada bidang teknologi informasi bagi tunanetra. Komunitas dicetuskan oleh empat orang tunanetra, yaitu Aris Yohanes, Ahmad Ali Shahab, Rafik Akbar, dan Muhammad Hasbi yang tertarik bidang IT dan ingin memajukan tunanetra di Indonesia dalam bidang IT.

Dengan banyaknya tunanetra yang memiliki akun jejaring sosial, maka anggota ITCFB pun juga bisa berdiskusi teknologi informasi melalui grup yang ada di jejaring sosial. Grup ini tak hanya diperuntukan bagi para tunanetra, tapi juga masyarakat luas. Harapannya, semakin banyak yang berpartisipasi, makan akan semakin banyak pula infomasi yang bisa di share.

Mereka juga membuat sebuah website yang memberikan informasi yang aksesibel bagi tunanetra. Website tersebut dilengkapi dengan program tutorial audio yang dijalankan dengan menggunakan radio streaming. Screen reader dan Braille adalah salah satu teknologi informasi yang bermanfaat bagi tunanetra.

Komunitas ini juga tak kalah canggih dengan membuat piranti lunak yang bisa diakses oleh tunanetra. Contohnya adalah Makfufin Adzan Software Accessible (MASA). Software tersebu merupakan teknologi pengingat waktu shalat dan kalender Hijriah bagi tunanetra. Komunitas tunanetra itu juga membuat program pengubah browser menjadi versi mobile.

Komunitas ITCFB juga kerap berbagi ilmu dengan mengadakan acara tekno keliling daerah. Workshop yang dilakukan bertujuan memotivasi tunanetra di berbagai daerah agar mengakses teknologi. Harapannya, dengan adanya workshop ini, maka mereka bisa mengedukasi teman-teman daerah untuk bisa mengakses teknologi melalui gadget.

Tinggalkan Komentar