Masjid Agung Banten, Simbol Religi Masyarakat Banten

0
582

Masjid Agung Banten merupakan masjid bersejarah di Banten, masjid terkenal ini setiap harinya ramai didatangi pengunjung yang ingin berziarah atau istilah jaman sekarang yakni kunjungan wisata religi. Letaknya di desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, atau sekitar 10 km sebelah Utara Kota Serang, anda bisa mencapai lokasi dengan kendaraan pribadi maupu umum dari terminal Pakupatan Serang naiklah bis jurusan Banten Lama atau menyewa mobil. Masjid ini diprakarsai oleh Sultan Maulana Hasanuddin sekitar tahun 1566 M, putra pertama Sunan Gunung Jati yang juga Sultan pertama dari Kesultanan Banten. Bangun masjid memiliki sentuhan arsitektur eropa karena arsitek yang merancang gedungnya adalah Hendrick Lucas Cardeel seorang muslim warga negara asli Belanda. Sejauh ini masjid masih dalam keadaan terawat, meski ada kerusakan di beberapa bagian namun masih relatif terpelihara.

Masjid Agung Banten memiliki bagian-bagian yakni bangunan masjid, bangunan tiyamah yang merupakan paviliun dua lantai letaknya di sisi selatan bangunan inti dulu digunakan untuk menyelenggarakan acara-acara seperti rapat kajian Islami kini dipakai untuk menyimpan barang-barang pusaka, terdapat makam di sisi kira dan kanan bangunan Tiyamah, serta menara yang berdiri diatas lahan seluas 1,3 Ha.

Banten-Grand-Mosque-2

Atap bangnannya khas, mirip atap bangunan Pagoda Cina, ini merupakan hasil karya Tjek Ban Tjut seorang arsitek asal cina. Bangunan ruang utama berbentuk empat persegi panjang berukuran 25 x 19 m dengan lantai ubin. Yang unik yakni adanya menara di sebelah timur masjid yang tingginya mencapai 24 m dengan kira-kira 83 anak tangga jika anda ingin naik ke bagian atas, menara ini punya 4 pintu masuk. Di area masjid terdapat kompleks pemakaman tua yang merupakan makam-makam Sultan-sultan Banten beserta keluarganya, seperti makam Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Abu Nasir, dan lain-lain. Ada juga kolam di dalam serambi timur masjid yang terbagi menjadi 4 kolam kotak yang dipisahkan oleh pematang tembok, selain itu ada bagian bangunan yang dinamakan Pawastren, posisinya berdampingan dengan ruang utama. (Arisca Meir/inloveindonesia.com) (Foto; flickr.com; tripholiday.net)

Tinggalkan Komentar