Museum Kereta Api Sawahlunto, Perjalanan Waktu Menuju Zaman Belanda

0
467

Banyak tak menyangka bahwa salah satu museum kereta api yang ada di Indonesia berada di Sumatra Barat. Museum yang dahulu dibangun oleh koloni Belanda, dulunya adalah sebuah stasiun kereta api. Namun pada akhirnya, pada tahun 2005, stasiun Sawah Lunto beralih fungsi menjadi museum kereta api yang diresmikan oleh wakil presiden Jusuf Kalla pada saat itu.
Kota Sawahlunto terkenal dengan tambang batubaranya, oleh karena dengan dibangunnya stasiun Sawahlunto memudahkan pendistribusian ke pelabuhan Teluk Bayur. Jalur kereta api Sawahlunto-Teluk Bayur memiliki jarak sekitar 151,5 km dengan 5 tempat pemberhentian. Dengan jalurnya yang menanjak dan berkelok-kelok, membutuhkan waktu 10 jam untuk menuju ke Teluk Bayur dari stasiun pemberangkatan Sawahlunto.
Museum Sawahlunto memilik koleksi yang cukup lengkap, seperti lokomotif, gerbong, alat-alat komunikasi, brankas dan lainnya. Kondisi dan bentuk museum ini juga tidak boleh diubah dari bentuk asal. Dengan tiang dan peron yang cukup luas mengingatkan akan zaman Kolonial Belanda.
Koleksi Museum Sawalunto yang paling terkenal adalah ‘Mak Itam’. Lokomotif yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya adalah produk Jerman tahun 1965. Hingga kini, kereta tersebut masih aktif untuk melayani para wisatawan. Meskipun kereta tua, Mak Itam memiliki fasilitas yang tak kalah dibanding kereta saat ini, kereta ini sudah dilengkapi dengan AC serta kursi dan meja yang nyaman.
Untuk masuk ke museum kereta api sendiri, pengunjung hanya dikenakan biaya Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Museum ini buka tiap hari Selasa – Minggu pada jam 07.30 – 16.00 WIB, pada hari Senin, museum ini tutup. (Hikari/inloveindonesia.com)

Tinggalkan Komentar