Bagi para penggemar kuliner,pasti sudah tidak asing mendengar nama Kerak Telor. Makanan khas masyarakat betawi ini konon sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.Kerak telor merupakan makanan khas Jakarta. Sekarang ini, sudah agak sulit mencari penjual kerak telor, kecuali di acara-acara khusus, seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Sejak awal kemunculan kerak telor, tidak pernah lepas dari proses akulturasi budaya. Sejak abad ke 5, kawasan Sunda Kelapa telah menjadi kawasan internasional. Kerak telor itu sendiri dipengaruhi oleh tradisi kuliner dari India, Arab, Tionghoa, bahkan Portugis.
Pengaruh India dibawa oleh para pedagang dari Gujarat yang membawa pedagang dari Kerala, yang terkenal sebagai juru masak handal. Mereka yang memperkenalkan kari, jenis masakan yang berasal dari India namun menggunakan rempah-rempah yang berasal dari Indonesia. Mereka juga membawa martabak, atau yang disebut orang Kerala sebagai ‘beda roti’ yang berarti roti dengan telur.
Di era kolonial, kerak telor adalah makanan istimewa dan disajikan dalam partai besar untuk pemerintah kolonial atau para bangsawan Betawi. Menurut ahli gastronomi Suryatini N. Ganie, kerak telor diciptakan untuk membuat beras ketan lebih lezat dan memuaskan.
Kerak telor itu sendiri berasal dari campuran antara beras ketan, telur bebek, serundeng, dan bumbu-bumbu lain seperti garam, lada, cabai rawit, dan gula. (Hikari/inloveindonesia.com)