Museum Purbakala Sangiran berada di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Di Museum Sangiran ini anda bisa melihat contoh gambaran nyata kehidupan manusia di masa lampau karena disini banyak terdapat situs fosil manusia purba paling lengkap di Jawa. Awalnya museum ini dibangun diatas tanah seluas 1000 meter persegi, mengingat makin banyaknya fosil yang ditemukan, tahun 1980 dibangunlah museum baru yang lebih representatif untuk dikunjungi para wisatawan dengan nyaman. Bangunan museum bergaya Joglo ini punya beberapa komponen ruangan yang berfungsi sebagai aula, laboratorium, ruang pameran, perpustakaan, ruang audiovisual, gudang, musholla, toilet bersih, area parkir hingga toko souvenir. Berekreasi ke museum memang tidak hanya sekedar kegiatan berlibur atau berkalan-jalan biasa, namun bisa menambah ilmu pengetahuan anda mengenai sesuatu hal yang mungkin sebelumnya belum anda ketahui dengan detail.
Di Museum Purbakala ini anda akan dibawa ke masa dimana manusia masih hidup primitif, jauh dari kecanggihan perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Seperti layaknya museum lain, di Museum purbakala ini juga punya koleksi-koleksi yang tersimpan disana seperti misalnya replika fosil manusia Australopithecus Africanus, Pithecanthropus Mojokertensis, Homo Soloensis, Homo Sapiens, dan lain-lain. Ada pula fosil-fosil hewan bertulang belakang seperti kerbau, beberapa jenis moyang hewan gajah, sapi, juga banteng, domba juga rusa, ada fosil hewan bertulang belakang ada juga fosil binatang laut dan binatang air tawar semacam buaya, ikan, kepiting, kuda nil, kura-kura, dan sebagainya, disini juga anda bisa melihat artefak batu berupa kapak persegi, bola batu, serpih dan bilah, dll plus bebatuan seperti meteor, diatom dan kalsedon. Lengkap bukan ?
Museum yang buka setiap hari Selasa – Minggu ini berada di Desa krikilan, kecamatan kalijambe , Sragen – Jawa Tengah. Anda hanya butuh mengeluarkan dana kisaran Rp. 5000-10.000,- untuk membayar tiket masuknya. Museum Purbakala bisa menjadi satu pilihan bagus untuk anda kunjungi ketika libur sekolah tiba. (Arisca Meir/inloveindonesia.com) (Foto: yukpegi.com; wisatamelayu.com; yogyakartapaduanwsiata.com)
