“Tidak ada yang tidak mungkin jika itu sudah menjadi kehendak Tuhan. Kita harus yakin bahwa Allah Maha Adil dan punya skenario yang terbaik untuk kita”
Baru beberapa hari lalu kita mendengar sebuah berita bahagia yang datang dari seseorang bernama Reza Hilyard Soemantri, yang diketahui adalah seorang musisi dan putra dari mantan deputi gubernur Bank Indonesia Maman H Soemantri. Bersama dengan istrinya tercinta yang penuh dengan keajaiban, Putri Herlina wanita difabel yang terlahir tanpa tangan, ia memulai hidup barunya yang penuh kebahagiaan.
Putri Herlina, seorang yang memiliki keterbatasan fisik ini telah ditinggalkan oleh orangtuanya sejak ia lahir dan membiarkannya hidup sebatang kara. Hingga akhirnya pihak rumah sakit menitipkannya kepada Yayasan Sayap Ibu, Yogyakarta. Beruntung ia mendapatkan seorang Bu Naryo sebagai orang tua asuhnya yang merawat dengan penuh kasih sayang.
Hingga padaa suatu hari, ada seseorang yang ingin mengambil Putri sebagai anaknya. Namun Ujiannya belum berakhir, bukannya ia dirawat dengan kasih sayang, namun ia dijadikan sebagai alat untuk mengemis. Ia diletakan dalam kardus agar orang yang melihatnya merasa iba dan memberi uang kepadanya. Tidur dengan beralaskan kardus, berselimutkan debu, dan bermandikan panasnya cahaya matahari. Hingga akhirnya kasih sayang Tuhan membawanya kembali. Pihak panti asuhan menemukannya kembali dan membawanya ke panti asuhan untuk dirawat.
Dari kecil, Putri sangat lincah dan pintar. Akhirnya Bu Naryo dan suaminya ingin menyekolahkan ia di TK. Namun sampai 11 TK yang mereka datangi, tak satupun menerima Putri sebagai siswanya. Namun pada akhirnya, Putri mendapatkan sekolah pertamanya di TK Aisyiyah di daerah Sleman. Hingga akhirnya ia dapat melanjutkan sekolahnya hingga ke SMA. Selama ia berada di sekolah, ia tak mau diperlakukan istimewa. Ia menulis sendiri dengan mengangkat kakinya dan menggoreskan pena di bukunya. Ia juga melakukan semua kegiatan pribadinya seperti memakai baju, tanpa bantuan siapapun. Jari-jari kakinya yang lincah membuktikan bagaimana istimewanya seorang Putri Herlina.
Setelah lulus SMA, ia memendam keinginannya untuk kuliah. Ia sebenarnya ingin mengambil kuliah jurusan broadcasting. Sejak dulu ia ingin sekali menjadi seorang presenter. Namun keinginnanya itu ia pendam dalam-dalam karena tak ingin merepotkan Bu Naryo. Akhirnya selepas SMA ia mengambil kursus Bahasa Inggris Intensif dan pelatihan Difabel di Bethesda Yakkum. Setelah itu, ia mulai bekerja sebagai resepsionis dan membantu di bagian admistrasi di tempat ia dibesarkan dulu, Panti Asuhan Sayap Ibu. Semua pekerjaannya ia lakukan dengan kakinya. Mulai dari mengetik data donatur, hingga menulis undangan untuk penggalangan dana.
Pernah suatu kali, ada seorang donatur yang ingin membuatkannya tangan palsu, namun ia menolak. Ia ingin jika pada suatu hari ada seorang laki-laki yang mempersuntinganya, ia dapat menerima segala kekurangannya.
Hingga pada akhirnya hari itu datang, Yogyakarta 13 Oktober 2013 . sebuah pernikahan sedang berlangsung dengan khidmatnya. Para undangan tak terkecuali para kameramen dan fotografer menahan semua perasaan haru mereka. Bagaimana tidak, sebuah keajaiban cinta terjadi dihadapan mata mereka. Seakan-akan sebuah anugrah yang besar dapat menyaksikan sebuah cinta yang suci. Seorang gadis tanpa tangan telah menyempurnakan hidupnya dengan seorang pria bernama Reza Soemantri, anak seorang mantan deputi Bank Indonesia.
Gedung Balai Shinta, Mandala Bakti Wanitatama, serta para undangan yang datang, menjadi saksi keharuan ketika Reza mengucapkan ikrar setianya untuk memperistri Putri Herlina.
Momen mengharukan kembali terulang, ketika prosesi sungkeman. Dalam keadaan terbata-bata, dan dalam keadaan memeluk Reza, sang ibu mengatakan, “Wahai anakku, engkaulah lelaki itu. Engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan di sampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan hingga akhir hayatmu,”
Setelah proses sungkeman selesai, adik-adik dari panti sauhan berjejer rapi di pelaminan untuk memberi selamat kepada kedua mempelai. Mereka menyalami tangan mungil Putri Herlina yang ada dipundaknya. Anak-anak itu melepas perginya kakak tercinta yang sehari-hari menemani mereka di Panti.
Selepas itu, sang Pangeran Reza Soemantri, yang nampak gagah dengan pakaian putihnya, menuntun kembali sang Permaisuri Putri Herlina kembali ke Pelaminan. Semoga, pernikahan yang dilandaskan karena cinta dan kepatuhan terhadap perintah-Nya, senantiasa dilindungi oleh-Nya, dan semua yang dilakukan secara bersama-sama selalu dipermudah juga oleh-Nya.
Tidak ada yang tidak mungkin jika itu sudah menjadi kuasa Tuhan. Kita harus yakin bahwa Allah Maha Adil dan punya skenario yang terbaik untuk kita. Cinta sesungguhnya adalah dilandaskan untuk dapat menerima pasangan baik kelebihan dan kekurangan. Yang kurang memiliki kelebihan, pun yang lebih juga memiliki kekurangan. Namun ketika keduanya bisa ikhlas menerima sebagai ibadah dan Allah berkehendak maka tidak ada yang tak mungkin.
Selamat berbahagia untuk Putri Herlina dan Reza. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Langgeng hingga maut memisahkan. Aamiin.
Foto Putri Herlina
(Hikari/ensiklopediaindonesia.com, dikutip dari saptuari.blogspot.com dan berbagai sumber) (Foto: Saptuari.blogspot.com; kapanlagi.com)