Siapa orang Indonesia yang tak tahu emping. Salah satu makanan ringan pendamping yang menjadi favorit selain kerupuk ini makin langka untuk dicari. Emping adalah sejenis makanan ringan seperti kerupuk yang terbuat dari biji/buah melinjo.
Pembuatannya emping mentah sebelum siap makan cukup mudah, namun juga memakan waktu yang agak lama. Pembuatan emping mlinjo dimulai setelah biji melinjo dipetik dari phon. Setelah dipetik, melinjo dikupas dari kulit lunaknya dan dibiarkan selama dua hari setelah itu baru diproses.
Pertama-tama, biji/buah melinjo yang dijadikan sebagai bahan dasar emping disangrai, kemudian dipisahkan dari kulit luarnya, lalu dipipihkan dengan cara ditumbuk dengan alat sejenis palu untuk menghasilkan emping yang pipih dan bulat seukuran kerupuk, namun emping melinjo juga bisa dicampur dengan bahan lainnya seperti jagung atau umbi teki. Setelah itu melinjo yang telah ditumbuk ditata di sebuah nampan atau tempat datar dan dijemur dibawah terik matahari selama seharian.
Setelah kering, emping siap digoreng dengan minyak panas hingga berwarna kuning keemasan. Untuk mengolah emping mentah yang biasa dijual di pasaran, lebih baik untuk menjemurnya terlebih dahulu sebelum digoreng. Biasanya emping dimakan langsung seperti cemilan, atau dimakan bersama makanan lain seperti gado-gado. untuk menambah varian rasa pada emping, biasanya emping juga dicampur dengan gula karamel atau sambal cabai untuk membuat rasa emping menjadi lebih manis atau lebih pedas.
Emping banyak dihasilkan dari pengusaha-pengusaha kecil atau home industry. Produsen-produsen emping kebanyakan berasal dari daerah seperti Klaten, Batang, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, bahkan akhir-akhir ini emping mulai dipasarkan ke Amerika dan Timur Tengah. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (Foto: otonomidaerah.org; happypotato-snack.blogspot.com)