Pernah dengar tradisi lempar tomat di Indonesia? Jika kita biasanya mendengar tradisi lempar tomat dari negara Matador, Spanyol, ternyata tradisi serupa juga ada di Indonesia. Tepatnya di Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Lembang, Bandung. Tradisi lempar tomat ini juga bukan tanpa tujuan. Tradisi lempar tomat dari Lembang ini merupakan rangkaian acara Ruatan atau Hajat Bumi yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat yang kebanyakan adalah petani sayuran, untuk mengungkap syukur sekaligus membuang kesialan.
Tomat yang digunakan juga berbeda dengan tomat yang digunakan di tradisi lempar tomat di Spanyol. Jika di Spanyol menggunakan tomat segar dan berkualitas baik, maka di Lembang menggunakan tomat berkualitas buruk yang disimbolkan sebagai kesialan. Mereka saling mengambil dan melempar tomat-tomat itu sebagai simbol membuang kesialan dan sifat buruk dalam diri manusia. Tak tanggung-tanggung, tomat yang dipakai untuk tradisi ini mencapai 7 kwintal bahkan lebih.
Dalam perang lempar tomat tersebut, meski peserta di bagi menjadi dua kelompok, tidak ada yang menang atau kalah. Setelah wasit memberi aba-aba, para peserta mulai mengambil dan melempar tomat-tomat tersebut ke lawan mereka selama kurang lebih 10 menit. Peserta juga tidak menggunakan tangan kosong dalam tradisi ini. Mereka menggunakan tameng dari anyaman bambu sebagai senjata penghalau tomat-tomat lemparan dari lawan.
Tak hanya peserta saja yang bisa melempar tomat, para penontong pun juga bisa ikut ambil bagian melempar tomat. Kadang banyak kejadian lucu seperti peserta yang terpeleset karena menginjak tomat-tomat yang telah hancur, hal ini cukup membuat tradisi ini menjadi penuh tawa dan keceriaan. Tradisi lempar tomat berakhir ketika seorang wasit memberi aba-aba. Setelah itu para peserta yang jumlahnya puluhan itupun akan berjoged bersama dengan diiringi musik sunda. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (Foto: ayselasar.blogspot.com)