Getun, Terlahir Tanpa Tangan Namun Tetap Mengukir Prestasi melalui Jemari Kaki

0
502

Seorang gadis kecil terlihat bersemangat saat mengikuti pelajaran di kelasnya, namun ada yang membuatnya berbeda dari anak-anak lainnya. Ia tidak menulis semua pelajaran di bukunya menggunakan tangan, melainkan dengan jemari-jemari kakinya. Getun, begitulah ia disapa. Gadis kecil yang penuh ceria bernama lengkap Getun Tri Aena . Meski baru berumur 11 tahun, tapi kemandiriannya melebihi anak-anak seumurannya. Terlebih lagi dengan kekurangan fisiknya yang tak mempunyai dua lengannya sejak lahir. Dia hanya lah anak dari seorang buruh tani dan penjual kue.
Gadis yang tinggal di desa Clapar, Banjarnegara, Jawa Tengah, ini memang terbiasa dilatih hidup mandiri sejak kecil oleh ibunya. Sejak kecil, Getun sering diajak ibunya berbelanja ke pasar. Ia membawa belanjaannya dengan dicapitkan ke dagu. Ia juga bisa melakukan pekerjaan rumah untuk membantunya ibunya layaknya anak-anak lain seperti mencuci piring, memotong sayuran, sampai mengoperasikan telepon genggam dan bermain keyboard.
Di sekolahnya, meski ia terlihat kesulitan menulis dengan kakinya, tapi ia tak pernah patah semangat. Ia justru menjadi salah satu anak-anak paling cerdas di sekolahnya. Ia bahkan sering mendapat ranking 1 di kelasnya. Getun juga ditempatkan sebagai pemain organ di grup rebana di sekolahnya. Bakatnya seninya memang sudah terlihat sejak kecil. Selain bisa bermain organ, Getun juga pandai bernyanyi. Tak heran jika ia kerap diundang di acara-acara di desanya untuk meringankan beban ibunya. Ia sering berkata kepada ibunya kalau ia ingin menjadi seorang musisi nantinya.
Dengan segudang prestasi yang ia miliki, ia menunjukan kepada semua orang bahwa kekurangan fisiknya bukan hal yang bisa menghalanginya menjadi anak yang berprestasi. Jika ada anak lain yang mengejek kekurangan fisiknya, ia hanya tersenyum dan berbalik bertanya bagaimana jika orang lain yang tidak mempunyai tangan.
Di rumah, ia termasuk anak yang mandiri. Bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Suwandi dan Sarinem ini juga tidak mau merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan hal-hal pribadinya sendiri, seperti memakai pakaian.

Saat ibunya melahirkan Mei 2002 lalu, ibunya terkejut dengan kekurangan fisik yang ada di dirinya. Ibunya hanya pasrah, dan memberi nama getun yang berarti penyesalan. Namun kini sang ibu justru bangga pada anak bungsunya itu. Dan Getun bukanlah sebuah penyesalan. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (merdeka.com; liputan6.com)

Video tentang Getun dari Liputan 6

getun
Getun menulis dengan lancar dengan jemari kaki nya

getun2
Getun mahir bermain keyboard yang menjadi hobby nya

Getun sedang di kelas nya

Getun sedang di kelas nya

  

Tinggalkan Komentar