Banyak inovasi-inovasi yang dilakukan para penjual makanan untuk menjajakan dagangan mereka. Contohnya seperti penjual es dung-dung, mereka menggunakan gong kecil untuk menjajakan dagangannya, ada juga bakso yang khas dengan suara sendok yang dipukulkan ke mangkok, siomay keliling yang mengetuk-ketukan kayu pada sebuah bambu, sampai makanan modern seperti es krim walls yang punya jingle khas mereka.
Dari berbagai macam bunyi-bunyian untuk promosi, yang paling umum adalah sendok yang dipukul-pukulkan ke mangkok hingga menimbulkan buyian-bunyian yang nyaring. Tapi, pernahkah anda menemukan penjual makanan yang menjual dagangannya dengan mendendangkan musik dangdut keras-keras? Apalagi dengan corong besarnya yang khas, bahkan terlihat tidak seimbang dengan gerobak kecil yang dibawanya.
Kalau kita ada di perkampungan atau wilayah yang tidak terlalu padat penduduk, biasanya yang mempromosikan dagangannya seperti adalah penjual barang pecah belah seperti gayung, piring, penggorengan, ember dan lainnya. Tapi penjual yang satu ini adalah penjual makanan, anda bisa menebak?
Kalau anda tinggal di daerah Jawa Tengah atau Yogyakarta, pasti anda tau. Benar sekali, penjual gethuk lindri. Makanan berbahan dasar singkong, yang direbus lalu di beri gula, dan ditaburi parutan kelapa saat memakannya ini merupakan snack asli Jawa Tengah. Bahannya yang murah dan mudah didapatkan, serta pembuatannya yang tak terlalu sulit, membuat gethuk lindri menjadi jajanan murah yang banyak digemari masyarakat.
Anda tak hanya bisa membeli getuk lindri di pasar-pasar tradisional atau kios jajanan pasar yang ada dipinggir jalan, tapi juga bisa menemukannya dijual keliling. Caranya juga sangat unik, meskipun ada didalam rumah, dijamin pasti bisa tau saat penjual gethuk lindri lewat depan rumah kita. Bahkan saat penjualnya masih jauh, kita bisa tau. Hal itu bukan lain karena suara musik dangdut nyaring yang keluar dari sebuah corong suara yang besar yang ada di gerobak gethuk lindri tersebut.
Asal-usul kenapa penjual gethuk lindri menggunakan media musik dangdut sebagai media promosinya tidak diketahui pasti, tapi sejak dulu penjual gethuk lindri keliling memang sudah menggunakan cara itu. Bedanya, kalau dulu masih menggunakan tape recorder dan amplifier untuk memutar musiknya, kalau sekarang cukup dengan menggunakan handphone untuk memutar musiknya.
Tetapi sayang, sekarang sudah sangat jarang ditemukan pedagang-pedagang gethuk lindri. Selain gethuknya sendiri yang tergusur dengan makanan modern lainnya dan peminatnya yang berkurang, penjual gethuk lindri juga kebanyakan sudah tua dan jarang anak-anak muda yang mau berjualan keliling gethul lindri. Hal inilah yang membuat gethuk lindri keliling ini semakin sulit ditemukan. Tapi meski begitu, jajanan ini tetap menjadi favorit. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (foto: @kaisha_hikari; ideresepmasakan.com)