Andy Flores Naya, adalah seorang wartawan yang dikenal dari acara Kick Andy, sebuah acara edukatif yang memberikan banyak inspirasi bagi penontonnya. Selama ini ia dikenal sebagai wartawan yang bergumul dengan dunia jurnalistik untuk media cetak.
Pria kelahiran Surabaya 6 November 1960 ini memulai karirnya di majalah TEMPO pada tahun 1960 untuk penerbitan buku “Apa dan Siapa Orang Indonesia”. Pada saat itu, Andy sedang menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Publisitik.
Pada tahun 1985, Andy diajak bergabung dengan harian ekonomi yang akan terbit, Bisnis Indonesia oleh Lukman Setiawan. Oleh karena itu, Andy termasuk kedalam 19 reporter pertama di harian tersebut. Setelah dua tahun ia menggeluti karirnya di Bisnis Indonesia, ia diminta kembali oleh Fikri Jufris, seorang wartawan TEMPO, untuk memperkuat majalah yang bru diterbitkan oleh TEMPO, MATRA.
Pada tahun 1992, andy ditawari oleh Surya Paloh untuk bergabung dengan Media Indonesia. Pada tahun 1999, RCTI mengalami masalah karena adanya gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia. Bersama wartawan senior DjafarAssegaff, Andy diutus untuk membantu. Namun pada tahun 2000, Andy dipanggil kembali oleh Surya Paloh untuk menjadi pemimpin redaksi Metro TV setelah Metro TV mendapat izin siaran. Memasuki tahun 2003 Andy ditarik kembali ke Media Indonesia menjadi pemimpin redaksi. Namun pada tahun 2006, Don Bosco, pemimpin redaksi Metro TV mengunduran diri dan Andy diminta menggantikannya sehingga ia merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV dan Media Indonesia.
Saat masih menjadi mahasiswa, Andy rajin menulis diberbagai majalah dan surat kabar, terutama cerpen dan puisi. Dia juga aktif mengirim karikatur dan kartun ke berbagai media nasional.
Satu hal menarik tentang Andy adalah dia sebenarnya adalah oran teknik. Namun karena kecintaannya kepada menulis dan jurnalistik, ia menjadi wartawan sukses hingga kini. (Hikari Chan/inloveindonesia.com)