Anoa merupakan hewan endemik Indonesia yang hanya ada di Indonesia. Anoa berbentuk seperti kerbau kerdil. Ada dua jenis anoa yang ada di Sulawesi, yaitu Anoa dataran rendah (Bubalus Depressicornis) dan Anoa pegunungan (Bubalus Quaerlesi). Kedua jensi anoa ini saat ini telah terdaftar menjadi satwa langka yang terancam punah karena pembalakan hutan liar. Mereka diburu untuk diambil daging, tanduk, dan kulitnya.
Anoa banyak ditemukan di Pulau Sulawesi seperti hutan rawa, dan anoa pegunungan banyak ditemukan di hutan-hutan dataran tinggi. tidak seperti sapi yang merupakan satu species dengan mereka yang hidup dalam kawanan, anoa hidup semi soliter, yaitu hidup sendiri atau berpasangan dan hanya akan bertemu dengan kawanannya jika si betina akan melahirkan. Mereka paling aktif saat sore dan pagi hari saat udara masih dingin. Untuk mendinginkan tubuh mereka, biasanya mereka juga berendam di lumpur atau air.
Sepintas, anoa mirip dengan kerbau kerdil. Dengan ukuran tubuh yang tingginya sekitar 76 cm dan beratnya hingga 300 kg. Anoa muda tubuhnya ditutupi oleh bulu berwarna coklat muda yang tebal. Sedangkan anoa dewasa memiliki kulit berwarna coklat gelap yang bisa terlihat jelas lewat bulu-bulu mereka. Ada tanda putih di kaki dan kepala mereka dan kadang berbentuk bulan sabit di area sekitar tenggorokan. Antara jantan dan betina sama-sama memiliki tanduk yang bisa tumbuh mencapai panjang sekitar 38 cm. Anoa gunung memiliki penampakan tubuh yang hampir sama hanya saja bulunya tetap tebal sampai mereka dewasa, dan tanduknya agak kecil. Anoa gunung juga memiliki warna yang lebih pekat di tenggorokan dan kaki mereka dibanding dengan anoa dataran rendah.
Anoa adalah hewan herbivora, mereka memakan rumput, anakan, pakis-pakisan dan buah-buahan. Untuk mendapatkan mineral tambahan, mereka juga meminum air laut. Anoa termasuk hewan yang pasif dan pemalu, akan tetapi jika sudah terpojok, Anoa bisa menyerang musuhnya. Anoa mengancam musuhnya dengan tanduk-tanduk mereka yang tajam.
Anoa sudah bisa berkembang biak saat mencapai umur dua-tiga tahun dan akan kawin dan melahirkan anaknya sekali dalam setahun, tapi tetap saja Anoa tidak memiliki musim kawin yang jelas. Setelah periode kehamilannya sekitar 275-315 hari, sang induk akan melahirkan satu bayi anoa, dan sangat jarang yang melahirkan hingga dua ekor bayi anoa. Bayi anoa disapih oleh induknya setelah enam sampai sembilan bulan. Anoa bisa hidup hingga 15-20 tahun di alam liar.
Informasi yang kurang dari Anoa membuat para ahli masih ragu apakah anoa jantan menandai daerah teritorial mereka sendiri atau tidak. Para jantan terlihat menandai pohon dengan tanduk mereka atau menggaruk tanah setelah mereka buang air kecil, tapi tidak jelas apakah mereka menandai wilayah mereka atau hanya menunjukan keagresian mereka. (ensiklopediaindonesia.com – Foto)