Jika mendengar kata ‘ulat’, pasti langsung terpikirkan seekor binatang yang menggeliat. Dan tentu saja tak ada yang mau memegangnya apalagi memakannya. Tapi ini akan jadi pemandangan yang berbeda saat kita berkunjung ke Papua. Disana ulat sagu merupakan kuliner unik sekaligus ekstrim (bagi sebagian orang) yang berasal dari Papua. Bisa dibilang ulat sagu ini merupakan sumber protein bagi masyarakat Papua.
Ulat sagu merupakan larva dari kumbang kelapa merah yang memiliki kandungan gizi yang tinggi khususnya protein. Selain tinggi protein, ulat sagu juga banyak mengandung asam amino dan bebas kolestrol. Biasanya ulat sagu diperoleh dengan cara menebang phon sagu dan membiarkannya hingga membusuk. Dari situlah, ulat-ulat sagu ini muncul. Saat anda membelah batang pohon sagu yang membusuk, anda akan menemukan puluhan hingga ratusan ulat sagu penuh protein.
Tekstur ulat sagu seperti kue klepon, kenyal di luar tapi lembut di dalam, anda bisa membayangkannya? Untuk menikmati ulat sagu ini biasanya dijadikan cemilan, ada yang memakannya langsung atau diolah dahulu seperti dijadikan sate ulat sagu. Cara makannya, anda bisa memegang kepalanya dan menggigit badannya. Bagia yang pernah merasakan memakan ulat sagu ini, anda akan merasakn sensasi tak terlupakan saat memakan ulat sagu. Sesaat setelah masuk ke dalam mulut, ulat gemuk putih tersebut melumer dengan rasa yang agak asam dan tawar. Sedangkan Ulat sagu yang sudah dimasak terasa lebih gurih dan renyah.
Ulat sagu yang masih segar paling bagus dikonsumsi karena masih belum banyak gizi yang terbuang seperti ulat sagu yang dimasak terlebih dahulu. Tapi tergantung anda ingin menikmatinya seperti apa. Jadi, ada yang berani menikmati ulat sagu penuh gizi ini? Apa sudah pernah ada yang mencoba? (Hikari/ensiklopediaindonesia.com)