Dilihat-lihat dari judulnya, mungkin anda mengira kalau Nopia dan Mino ini adalah sepasang gadis manis kembar dari Banyumas. Sayangnya perkiraan anda salah, tapi tenang meskipun anda kurang beruntung dalam menebak, dua kembar ini tetap manis untuk dicicipi lho.
Nopia dan Mino (mini nopia) adalah dua jajanan khas Banyumas selain getuk goreng dan mendoan. Nopia mino terbuat dari tepung terigu, gula jawa, dan beberapa rempah-rempah yang dibentuk bulat agak lonjong. Kalau nopia berukuran besar, sedang mino berukuran kecil. Awalnya nopia mino ini hanya memiliki satu rasa, yaitu rasa gula jawa. Tapi seiring dengan berkembangnya kreativiras masyarakat dalam mengolah makanan, sekarang sudah banyak nopia mino yang memiliki rasa yang beragam. Ada coklat, durian, nangka dll.
Nopia dan mino terdiri atas kulit dan isian. Kulit dibuat dengan cara mencampurkan tepung terigu dengan air lalu diaduk-aduk sampai menjadi adonan. Adonan itu dijadikan bulatan kecil-kecil kemudian dipipihkan dengan tangan, di tengahnya diisi gula yang sudah dihancurkan, lalu dibulatkan lagi. Adonan yang berbentuk bulat ditempelken ke dinding tungku yang berbentuk gentong, pemanasan akan bersuhu hingga 90 derajat lebih. Tempat pemanggang nopia mino berbentuk mirip gentong, diletakan di lantai dalam posisi terbalik, bagian atasnya berlubang berlapis tanah dan sekelilingnya ditutup anyaman bambu.
Adonan akan mengembang dalam beberapa waktu. Adonan jangan sampai meletus atau gosong. maka segera diangkat. Jadilah nopia atau mino yang unik khas Banyumas. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com)