ENSKLOPEDIAINDONESIA.COM – Fenomena alam yang menarik fakta tentang hujan meteor perseid menghiasi langit di bulan Agustus ini. Hujan meteor Perseid yang menghiasi langit mulai 17 Juli hingga 24 Agustus 2019. Lalu, apa sebenarnya meteor Perseid itu? Berikut sejumlah fakta tentang hujan meteor Perseid yang perlu Anda tahu mengenai hujan meteor ini.
Asal Usul Perseid
Perseid merupakan fenomena alam yang berupa hujan meteor dan sering dihubungkan dengan komet Swift-Tuttle. Meteor ini dinamakan Perseid karena titik radian hujan meteor ini seolah tampak berasal dari arah rasi bintang Perseus.
Hujan meteor Perseid ini disebabkan oleh adanya sisa-sisa debu komet Swift-Tuttle. Komet ini ditemukan pertama kali di tahun 1862 dan mengelilingi matahari setiap 130 tahun sekali.
Jumlah Meteor Tahun Ini Lebih Sedikit
Tahun ini, jumlah hujan meteor ini relatif lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Biasanya, jumlah hujan meteor ini mencapai hingga 90 meteor per jam. Akan tetapi, fenomena hujan meteor tahun ini jumlahnya tidak sama dengan biasanya karena hampir bersamaan dengan bulan purnama.
Bisa Disaksikan di Indonesia
Hujan meteor ini bisa disaksikan dari berbagai wilayah di dunia, termasuk di seluruh wilayah di Indonesia. Fenomena hujan meteor ini dapat dilihat di rentang waktu jam 22.00 – 05.00 WIB. Puncaknya sendiri terjadi sekitar tanggal 12 hingga 13 Agustus. Uniknya, hujan meteor ini dapat dilihat walau tanpa alat bantu seperti teleskop atau teropong.
Kelebihan Hujan Meteor Perseid
Hujan meteor jenis ini mempunyai jumlah meteor maksimum yang terbilang besar apabila dibandingkan dengan hujan meteor lainnya. Jumlah meteor ini dapat mencapai 90 meteor per jam apabila langit dalam kondisi yang sempurna. Kelebihan lain dari meteor ini adalah mempunyai karakter hujan meteor yang kuat. Tidak hanya itu, Perseid juga menghasilkan meteor terang atau fireball dalam puncak hujan meteornya.
Cara Memaksimalkan Pengamatan
Anda tidak memerlukan peralatan khusus untuk menonton hujan meteor ini. Anda cukup menemukan tempat menonton yang terpencil dan jauh dari lampu kota. Saat sampai di titik pengamatan, mata akan membutuhkan waktu sekitar 15 sampai 20 menit untuk terbiasa dengan tempat yang gelap. Anda bisa berbaring di atas tanah dan melihat ke arah langit yag berseri-seri.