Curug Malela dengan ketinggian sekitar 60-70 m danlebar 50 m dengan hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng dan terletak di desa Cicadas. Dengan aliran Airnya sangat deras, banyak traveler yang menyebutnya sebagai Niagara mini dan bila sedang beruntung kita dapat menyaksikan ratusan ekor monyet ekor panjang (macaca pasciscularis) sedang minum air di bawah Curug Malela.
Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun sepanjang 1 km. Urutannya adalah Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir dan ditutup dengan Curug Pameungpeuk. Semua terletak di desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Setiap air terjun tersebut memiliki kekhasan tersendiri. Curug Malela memiliki air terjun yang terpisah saat jatuh dengan 5 jalur yang ada. Curug Katumiri terkenal dengan pelangi yang ada di badan air terjun. Curug Ngebul adalah kebalikan dari Curug Malela, yaitu air yang jatuh justru berkumpul sehingga menimbulkan efek kabut dan suara yang menggelegar.
Curug Manglid memiliki goa di belakang air terjunnya. Curug Sumpel memiliki daerah di bawah air terjun yang lebar meski terlihat sempit dari kejauhan. Curug Palisir mirip Curug Malela meski dengan ketinggian yang lebih rendah. Terakhir, Curug Pameungpeuk adalah air terjun dengan muara antara Sungai Cidadap dan Cisoka yang terletak tidak jauh dari air terjunnya.
Untuk akses menuju Curug Malela itu sendiri masih agak sulit. Wisatawan harus berjalan kaki sekitar 3 km untuk menikmati keindahannya. Dengan jalur yang tidak mudah melewati jalan setapak yang terjal dan menyusuri jurang.
Menurut penduduk sekitar, nama Malela itu sendiri diambil dari nama Eyang Tadjimalela, yang konon adalah ngageugeuh (penguasa) kawasan tersebut. (Hikari/inloveindonesia.com)