Virgin Cake and Bakery, siapa sangka salah satu usaha cake and bakery terbesar di Semarang ini berawal dari sebuah garasi. Dengan ketekunan dari pasangan Suteja Alim dan Nanik Sumiyati, usaha ini menjadi bekembang pesat seperti sekarang ini. Mungkin mereka tak pernah menyangka, bahwa Virgin Cake and Bakery yang berawal dari bisnis rumahan dapat menjadi pabrik roti berkapasitas besar seperti ini.
Berangkat dari keinginan mempunyai usaha sendiri dan hobi membuat roti dan kue, Nanik memutuskan untuk membuka toko roti di rumahnya pada 1999. Garasi rumah pun disulapnya menjadi toko roti sekaligus tempat produksi, dengan bagian depan untuk etalase, di belakang untuk produksi.
Dengan harga ang relatif terjangkau dan kualitas yang tidak mengecewakan, menjadikan Virgin Cake and Bakery ini semakin berkembang. Hingga tahun keempat, yang semula hanya dibantu oleh seorang pembantu, kini sudah mempekerjakan puluhan karyawan.
Dengan ilmu marketing yang dimilikinya, Suteja lantas fokus menggarap bisnis bakery bersama istrinya. Ia sengaja membidik pasar menengah ke bawah. Strategi ini terbukti benar. Pasar menengah bawah yang sangat besar saat itu berhasil mendongkrak omzet Virgin. Produk berkualitas dan harga terjangkau menjadi keunggulan gerai ini. Banyak konsumen berpendapat, meski harganya murah, kualitas roti dan kue Virgin tak mengecewakan.
Kejelian membaca perilaku pasar menjadi kunci Teja sukses di bisnis ini. Ia rajin mengamati habit (kebiasaan) konsumen dari hari ke hari, sehingga memahami karakter dan pola penjualan tiap-tiap hari. Selain itu, ia juga sering mencari informasi kepada pelanggan soal produknya.
Kini, dengan dua cabang yaitu Semarang dan Ungaran, Teja telah mempekerjakan lebih dari 200 karyawan di gerai maupun pabriknya. Virgin mampu mendulang omzet ratusan juta hingga miliaran rupiah tiap bulan. (Hikari Chan/inloveindonesia.com)