Bagi anda yang memilki riwayat kesehatan darah rendah, pasti daging kambing jadi salah satu menu wajib anda kalau darah rendah anda sedang kambuh. Biasanya daging kambing diolah menjadi sate kambing, tongseng, atau gulai.
Di Yogyakarta, anda bisa menemukan kuliner olahan daging kambing dengan cara yang tidak biasa. Daerah yang terkenal dengan wisata kulinernya ini memang memiliki seribu cara untuk mengolah makanan. Namanya Sate Klathak, bagi anda yang baru pertama kali mendengarnya mungkin agak bingung ini sate terbuat dari daging apa. Biasanya bahan dasar sate itu daging ayam, bebek, atau kambing, dan tidak ada yang namanya hewan klathak.
Sate klhak ini adalah sate dengan daging kambing sebagai bahan dasarnya. Kenapa dinamakan sate klathak? Ini dia yang membuatnya jadi unik. Meskipun namanya ‘sate’ atau yang kita biasa sebut daging ditusuk dengan kayu lalu dipanggang, tetap sate ini punya keunikannya sendiri. Jika kita biasa menusuk sate menggunakan kayu atau lidi, berbeda dengan sate klathak. Sate klathak menggunakan jeruji sepeda yang terbuat dari besi sebagai media penusuknya.
Besi dikenal sebagai penghantar panas yang baik, jadi ketika kita memanggang sate dengan menggunakan jeruji bisa, daging yang matang tidak hanya permukaannya saja, tetapi juga daging kambing menjadi matang sempurna hingga ke bagian dalamnya.
Lalu bagaimana dengan klathak? Itu merupakan sebutan bagi sate klathak, karena saat sate dibakar/ dipanggang mengeluarkan bunyi klathak klathak, karena itu dinamakan sate klathak.
Bumbu yang digunakan untuk membumbui sate klathak juga sedikit agak berbeda. Kita biasanya paling suka membumbui daging kambing dengan berbagai macam bumbu seperti kecap, bawang, atau bumbu kacang. Tapi kalau sate klathak hanya dibumbui dengan garam dan merica saja. Tapi meskipun begitu rasanya tidak hambar, biasanya sate klathak disajikan dengan kuah tongseng, tapi jika anda tidak terlalu suka, anda bisa memesan sambal kecap atau sambal kacang sebagai gantinya. Uniknya lagi, satu porsi sate klathak hanya terdapat dua tusuk sate. Jangan khawatir kalau anda akan kelaparan lagi setelah menyantap sate klathak. Disetiap tusuk sate umumnya terdapat 6 potong daging kambing dan dengan potongan daging yang cukup jumbo, ditambah lagi dengan sepiring nasi yang menjadi teman makan anda, dijamin anda akan kenyang setelah menyantap sate klathak.
Untuk menikmati satu porsi sate klathak, biasanya dibandrol dengan harga Rp. 20.000,- s/d Rp. 30.000,-. Kalau anda ke Yogyakarta, anda bisa mudah menemukan warung-warung sate klathak di Jl. Imogiri. Anda bisa memilih tempat makan sate manapun, tapi yang paling legendaris disini adalah warung sate Pak Pong. Selamat mencoba! (Hikari/ensiklopediaindonesia.com)