Masjid-masjid di Indonesia terbilang unik, tak hanya berarsitektur timur tengah saja, banyak gaya-gaya arsitektur lain baik yang asli Indonesia seperti gaya joglo atau minang, maupun gaya khas luar negeri seperti China atau Eropa. Salah satu masjid di Indonesia yang sangat kental dengan nuansa budaya Tionghoanya adalah Masjid Cheng Ho yang berada di Surabaya. Bahkan saking kentalnya, masjid ini malah lebih mirip klenteng dibanding masjid.
Masjid Cheng Ho Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa, dan menjadi simbol perdamaian umat beragama. Masjid ini meruapak bentuk penghormatan pada laksaman Cheng Ho asal Cina yang beragama Islam. Tak hanya berdagang dan menjalin persahabatn saja, tetapi juga menyebarkan ajaran agama Islam.
Peletakan batu pertama Masjid Cheng Ho bertepatan dengan Isra’ Mi’raj pada tanggal 15 Oktober 2011 silam. Proses pembangunan masjid secara keseluruhan memakan waktu hingga tahun 2002. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasihat, pengurus Pembina Imam Tauhid Islama (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.
Arsitektur masjid yang berdiri di tanah seluas 3.070 m2 ini diilhami dari Masjid Niu Jie yang berada di Beinging yang dibangun pada 996 Masehi. Ini bisa tampak dari bentuk atap dan mahkota masjid. Dan selebihnya, Abdul Azis, arsitek Masjid Cheng Ho, memadukan arsitektur Jawa dan Timur Tengah di bagian dalamnya.
Masjid Cheng Ho sendiri didominasi oleh empat warna: merah, kuning, biru, dan hijau. Dalam kepercayaan Tionghoa, keempat warna ini adalah simbol kebahagiaan, kemasyhuran, harapan, dan kemakmuran.
Pada setiap bagian bangunan masjid juga mengandung filosofi tersendiri. Bagunan utama Majid Cheng Ho yang berukuran 11 x 9 meter, mengikuti panjang dan lebar Ka’bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS yang berukuran 11 meter dan ukuran 9 meter diambil dari jumlah wali (Wali Songo).
Bagian atas bangunan yang bertingkat tiga merupakan pengaruh Hindu Jawa. Bentuknya segi delapan yang menyerupai pagoda. Dalam kepercayaan Tionghoa, angka 8 berarti ‘Fat’ atau keberuntungan. Di bagian serambi masjid terdapat lima buah anak tangka yang merepresentasikan Rukun Islam. Sedangkan enam buah anak tangga di bagian dalam masjid merepresentasikan Rukun Iman. Pintu masuk masjid menyerupai pagoda, dengan relief naga dan patung singa dari lilin bertuliskan “Allah” dalam huruf Arab di bagian puncak pagoda. Masjid Cheng Ho secara keseluruhan dapat menampung hingga 200 orang jamaah.
Selain Masjid Cheng Ho Surabaya, masih ada dua masjid serupa yang terdapat di kota lain, yakni Masjid Cheng Ho Palembang atau yang juga bernama Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho, dan Masjid Cheng Ho Pandaan Pasuruan. Pengunjung yang datang umumnya ingin beribadah, atau sekadar menikmati keindahan arsitektur bangunan masjid.
Masjid Cheng Ho berlokasi di Jalan Gading No. 2, Ketabang, Genteng, atau sekitar 1.000 meter sebelah utara Gedung Balaikota Surabaya. Untuk menuju lokasi ini, Anda dapat memilih Jalan Taman Kusuma Bangsa, dan melalui Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa. Masjid ini terletak di area komplek gedung serba guna PITI Jawa Timur. (ensiklopediaindonesia.com)