Masih ingat insiden lumpur panas Lapindo? Ternyata lumpur panas serupa juga ada di Purwodadi lho, bahkan tempat ini dijadikan sebagai tempat wisata karena keunikannya. Namanya adalah Bledug Kuwu. Dari namanya bisa dibayangkan bagaimana suara ‘bledug-bledug’ akan terdengar saat mengunjungi tempat ini.
Nama Bledug Kuwu sendiri diambil dari kata Bledug dan Kuwu. Kata ‘Bledug’ berasal dari bahasa jawa yang berarti ‘letupan’, sedangkan Kuwu adalah nama desa dimana Bledug Kawa ini berada. Disekitar Bledug Kuwu, terdapat beberapa kawah. Kawah terbesar dinamakan Kawah Jaka Tuwa yang berada di sisi sebelah timur dan kawah yang terkecil dinamakan Kawah Rara Denok yang terletak disisi barat.
Meski begitu, letupan disini bukan berasal dari magma bumi atau effect dari kawah vulkanik. Karena letupan di kuwu ini tidak terasa panas, kalaupun panas itu karena panas sengatan matahari. Diduga peristiwa ini adalah proses kimiawi dari gas bumi dan air laut, ini dibuktikan dari letupan-letupan lumpur mengandung garam. Padahal letaknya sendiri jauh dari laut. Letupan-letupan di Bledug Kuwu bervariasi, dari yang tingginya hanya 1 meter hingga yang tertinggi bisa mencapai 10 meter.
Dengan adanya kandungan garam pada lumpur dan airnya, masyarakat setempat memanfaatkannya untuk bertani garam dengan cara tradisional, yaitu dengan cara mengeringkannya di bilah-bilah bambu. Hasil garam dari pengolahan air Bledug Kuwu lebih putih, lebih halus dan lebih gurih dibanding dengan garam hasil air laut biasanya. Lumpur Bledug Kuwu juga dipercaya bisa menghaluskan kulit dan mencegah penyakit kulit. Jika Anda mau membawanya pulang, disekitar obyek wisata ini sudah banyak pedagang yang menjajakannya dalam kemasan botol-botol air mineral. (Hikari/ensiklopediaindonesia)