Batik tak hanya terkenal dari daerah Pekalongan saja, meskipun sentra batik terbesar ada di Pekalongan, tapi hampir setiap daerah khususnya di pulau Jawa memilki kekhasan batiknya sendiri. Salah satunya adalah Solo. Jika kita singgah di Solo, kita akan menemukan pusat batik di Pasar Klewer. Pasar Klewer mirip seperti seperti Pasar Batik Bringharjo di Yogyakarta.
Tak hanya pusat penjualan batik saja yang ada di Solo, ada sebuah daerah/ kampung yang sangat terkenal dengan produksi batiknya, Kampoeng Laweyan.Kampung yang terletak di kecamatan Lawiyan, Surakarta ini terletak tidak jauh dari kota Solo, sekitar 30-45 menit untuk menuju kampung Laweyan dari pusat kota Solo.
Kampoeng Laweyan memang terkenal sejak dulu sebagai sentra pembuatan kain tenun dan perdagangan pakaian. Kampung yang lebih tua dari Surakarta ini sendiri sudah dikenal sejak abad ke 15 M sebagai penghasil bahan baku kapas dan merupakan sentra industri benang yang kemudian berkembang menjadi industri tenun dan pakaian. Kain-kain hasil tenunan tersebut disebut Lawe. Oleh karena itu, kampung ini disebut kampung Laweyan.
Kiai Ageng Henis, beliaulah yang telah berjasa memajukan kampung ini. Beliau tak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarkan ilmu seni membatik kepada masyarakat sekitar dan berkembang pesat hingga seperti sekarang ini. Hal ini bisa dilihat dari adanya Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL) yang dirintis 25 September 2004 lalu. Para anggota dan pengurus FPKBL ini tak hanya dari kalangan komunitas batik saja, tapi juga dari berbagai profesi seperti pengusaha batik, mahasiswa, dan wirausaha muda.
Para wisatawan yang berkunjung ke Kampung Laweyan bisa menyaksikan secara langsung bagamana proses pembuatan batik. Mulai dari pewarnaan, pencelupan hingga pengeringan yang berlangsung dari pagi hingga tengah hari.
Selain wisata batik yang menjadi daya tarik utama Kampung Laweyan, bentuk-bentuk rumah penduduk di sekitar kampung ini juga menjadi hal yang menarik yang bisa anda lihat. Dengan bergaya arsitektur percampuran antara Islam-Jawa-Eropa membuat Kampung Laweyan semakin khas dan menarik untuk dikunjungi.
Untuk mengunjungi Kampung Laweyan, wisatawan tidak dipungut biaya sepeser pun. Fasilitas pendukung yang ada disini juga sangat memadai, antara lain masjid, pusat pelayanan/pelatihan batik, pusat pelatihan budaya Jawa bidang tari dan bahasa, pasar tradisional, makam bersejarah, gedung pertemuan, penginapan, dan restaurant. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com)