Wangsit Berdirinya Keraton Yogyakarta di Kembang Lampir

2
0
Sumber Foto : Tribun Jogja

Sejarah Keraton Yogyakarta tidak lepas dari petilasan Mbang Lampir atau Kembang Lampir di Dusun Mendhak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul. Petilasan ini adalah tempat Ki Ageng Pemanahan bersemedi dan mendapatkan wahyu untuk mendirikan Keraton Yogyakarta.

Lokasi Petilasan Mbang Lampir sendiri terletak sekitar 4 kilometer ke timur dari Petilasan Wono Kobaran. Menuju lokasi ini cukup mudah karena jalannya sudah diaspal. Dari jalur utama Wonosari-Panggang, tepatnya di pertigaan Pasar Njuwo, ambil arah kanan melalui jalan desa.

Lokasi Petilasan Mbang Lampir berada di atas bukit yang rimbun. Pepohonan yang cukup besar tumbuh di atas bukit sehingga menjadikan tempat ini cukup asri dan sejuk. Di atas bukit, terdapat tiga bangunan, dua bangunan berupa Bansal Prabayeksa di sisi kanan dan kiri sedangkan bangunan lainnya merupakan bangunan utama berbentuk rumah limasan.

Untuk masuk ke lokasi Petilasan Mbang Lampir, harus melalui jalan berundak. Warga diperbolehkan masuk ke lokasi hari Senin dan Kamis saja. Namun untuk bisa mencapai bangunan utama, setiap orang harus mengenakan pakaian jawa.

Selain itu, warga yang hendak masuk juga dilarang menggunakan sepatu, tidak boleh mengambil gambar di dalam komplek petilasan dan tidak boleh menggunakan pakaian warga ungu terong atau hijau lumut.

Dari cerita yang berkembang, petilasan ini merupakan tempat pertapaan Ki Ageng Pemanahan, keturunan Brawijaya V untuk mencari wahyu mendirikan Keraton Yogyakarta.

Setelah mendapatkan petunjuk, Ki Ageng Pemanahan kemudian pergi ke rumah Ki Ageng Giring, yang berada di Dusun Giring, Sodo, Paliyan. Saat tiba, Ki Ageng Giring sedang tidak berada di rumah. Ki Ageng Pemanahan hanya menemukan kelapa hijau muda saja.

Kelapa hijau muda ini milik Ki Ageng Giring yang sebelumnya dipetik dari pohon yang ditanamnya. Menurut cerita, pohon kelapa tersebut merupakan pemberian dari Sunan Kalijogo.

Konon, kepala muda tersebut berisi Wahyu Gagak Emprit, dimana setiap orang yang meminumnya, anak keturunannya akan menjadi raja di tanah Jawa.

Karena haus, Ki Ageng Pemanahan akhirnya langsung meminum kelapa muda tersebut sekaligus. Hal itu membuat Ki Ageng Giring kecewa karena kelapa muda berisi wahyu Gagak Emprit miliknya diminum habis oleh Ki Ageng Pemanahan.

Setelah minum kelapa muda, Wahyu Gagak Emprit menjadi kenyataan. Keturunan Ki Ageng Pemanahan akhirnya menjadi raja Keraton Yogyakarta.

Petilasan Mbang Lampir sendiri saat ini dirawat oleh dua orang juru kunci, yakni Purwanto dan Pak Tris. Kedua orang tersebut merawat dan menjaga kebersihan petilasan yang sudah dibangun sejak tahun 1977.

2 KOMENTAR

Tinggalkan Komentar